Komdigi Ingatkan Bahaya Hoaks, Ajak Masyarakat Aktif Cek Fakta di Ruang Digital

SOEARAKALSEL.COM – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kembali mengingatkan masyarakat agar mewaspadai penyebaran hoaks yang marak beredar di media sosial. Hoaks atau berita bohong dinilai bukan sekadar menyesatkan, tetapi juga bisa menimbulkan keresahan hingga mengganggu stabilitas sosial.

Plt Juru Bicara Komdigi, Andi Prasetyo, menegaskan pihaknya terus melakukan patroli siber untuk memantau konten menyesatkan yang cepat viral di dunia maya. “Kami menemukan banyak contoh hoaks yang sengaja dibuat untuk memprovokasi masyarakat, mulai dari isu kesehatan, politik, hingga bencana alam. Informasi yang tidak benar ini sangat berbahaya jika tidak segera diluruskan,” ujarnya, Senin (1/9/2025).

Salah satu contoh hoaks yang sempat ramai adalah beredarnya pesan berantai tentang “air mineral kemasan tertentu mengandung bakteri berbahaya” yang ternyata tidak benar. Begitu juga isu “pemerintah akan memblokir semua aplikasi media sosial mulai bulan depan”, yang nyatanya hanyalah kabar palsu untuk menimbulkan kepanikan.

Menurut Andi, hoaks jenis ini biasanya disebarkan dengan judul sensasional, memakai narasi yang mengundang emosi, serta mengutip sumber yang tidak jelas. “Ciri-ciri hoaks bisa dikenali. Misalnya, sumber berita tidak resmi, foto atau video dipotong-potong, serta mendorong pembaca segera menyebarkan tanpa berpikir panjang,” tambahnya.

Komdigi juga menggandeng aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku penyebar hoaks, karena sebagian di antaranya terbukti memiliki motif politik maupun ekonomi. Di sisi lain, literasi digital terus ditingkatkan melalui program edukasi di sekolah, komunitas, hingga instansi pemerintah.

Masyarakat diimbau lebih bijak dalam menggunakan media sosial dengan membiasakan diri melakukan verifikasi. “Sebelum membagikan informasi, cek dulu kebenarannya melalui media kredibel atau kanal resmi pemerintah. Komdigi juga menyediakan kanal aduan agar publik bisa melaporkan konten yang dicurigai sebagai hoaks,” jelas Andi.

Ia menambahkan, menjaga ruang digital tetap sehat adalah tanggung jawab bersama. “Mari kita jadikan media sosial sebagai sarana komunikasi yang positif, bukan lahan penyebaran kebohongan. Dengan begitu, ruang siber Indonesia bisa semakin aman dan produktif,” pungkasnya. (Ang)
Lebih baru Lebih lama