BPBD Kalsel Susun Rencana Kontinjensi Hadapi Ancaman Rob 2025


SOEARAKALSEL.COM, BANJARBARU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Rapat Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi (Renkon) Bencana Air Pasang Tinggi dan Gelombang Pasang (rob) Tahun 2025, di Aula BPBD Kalsel, Banjarbaru, Senin (6/10/2025).

Kegiatan dibuka oleh Plt Kepala BPBD Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, yang diwakili Sekretaris Badan, Iswantoro. Dalam sambutannya, Iswantoro menegaskan bahwa penyusunan dokumen rencana kontinjensi menjadi langkah strategis meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah bersama seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi potensi bencana rob di wilayah pesisir Kalsel.

“Penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan kolaborasi melalui pendekatan pentahelix—pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media—agar penanganannya terpadu dan menyeluruh,” ujarnya.

Iswantoro juga menekankan bahwa sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat. Karena itu, kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi lintas sektor, termasuk perguruan tinggi dan forum peduli bencana di Banua.

Ia menjelaskan, Kalimantan Selatan termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan bencana cukup tinggi, mencakup enam jenis utama: banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, serta gelombang pasang (rob). “Gempa bumi juga menjadi potensi ancaman, meski skalanya kecil,” tambahnya.

Melalui penyusunan dokumen Renkon ini, Iswantoro berharap para peserta dapat berkontribusi dalam memetakan potensi, sumber daya, serta sarana prasarana yang dapat dimobilisasi untuk penanganan darurat bencana di Kalsel.

“Dokumen ini diharapkan menjadi pedoman operasional bagi seluruh pihak dalam menentukan langkah strategis saat menghadapi kondisi darurat bencana,” jelasnya.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi. “Semoga kegiatan ini menghasilkan rumusan yang aplikatif dan mendukung terwujudnya Kalimantan Selatan tangguh bencana,” tutupnya. (Ang/Mc Kalsel)
Lebih baru Lebih lama